FIKSI 3 Putri Aradella dan Danau Angsa

 

PUTRI ARADELLA DAN DANAU ANGSA


KISAH :

    Pada zaman dahulu di Kerajaan Vendella hiduplah seorang Raja, dan Permaisuri mereka sangat baik, dan dermawan kepada rakyatnya namun mereka belum dikaruniani keturunan, tapi itu tidak membuat Permaisuri menyerah ia terus berusaha. 

    Hingga suatu hari di sebuah Kerajaan Vendella, permaisuri tengah hamil seorang putri, namun saat melahirkan iya kesulitan, Tabib kerajaan memintanya memakan bunga Teratai dan meminum air danau Angsa yang diangkap sebagai air suci di kerajaan itu, tak selang lama lahirkan seorang putri yang cantik, bibirnya merah merona seperti darah, kulitnya putih seperti salju, dan rambutnya berwarna emas yang berkilau. Sungguh ajaibnya danau angsa, airnya memang biasa digunakan oleh keluarga kerajaan saat Pergantian raja baru di bulan purnama. konon katanya, hanya keluarga kerajaanlah yang dapat meminum air itu, bila rakyat biasa meminumnya maka akan terkena kutukan dari nenek moyang. 

    Hari – hari telah berlalu, Putri Aradella kecil sekarang tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, nan baik hati. Ada salah satu penyihir yang hidup di kerajaan itu, ia sosok gadis remaja yang dikutuk menjadi penyihir, namun rupa penyihir itu sangatlah buruk rupa dan tua, ini merupakan hukuman karena iya telah meminum air dari Danau Angsa. Ia dendam kepada nenek moyang dan keluarga kerajaan, ia lalu mempelajari berbagai ilmu hitam, dan ia akan merebut kecantikan dari Putri Aradella dan ingin mengutuknya. Namun itu bukanlah hal yang mudah, karena Putri Aradella memiliki kalung berlian berkekuatan ajaib yang selalu melindunginya dari sihir jahat.

Hari yang cerah, Putri Aradella berjalan-jalan dihutan, ia bertemu dengan seorang Pangeran yang tampan, gagah dan perkasa, pangeran itu sedang berkuda. Saat pangeran melihat Putri Aradella ia langsung terpesona, sontak pangeran memberikan tumpangan kepada Putri Aradella. “Tuan putri maukah kau menaik kuda bersamaku?” kata Pangeran, “B-baiklah pangeran” kata Putri Aradella sambil tersipu malu. “Kalau boleh tahu, siapa namamu ?” tanya Pangeran. “Aku Putri Aradella dari Kerajaan Vendella” jawab Putri Aradella. “Kalau boleh tahu juga siapa namamu ?” tanya Putri Aradella, “Aku Pangeran Hans dari Kerajaan Marty” jawab Pangeran Hans. “Oiya Aradella maukah engkau pergi ke danau Angsa bersamaku Aradella ?” tanya Pangeran Hans, “Baiklah Hans” jawab Putri Aradella. Merekapun tampak bahagia, bersendagurau bersama sambil menikmati suasana Danau Angsa, tak terasa waktu sudah mulai senja, merekapun pulang ke kerajaan masing-masing. Sebelum pulang Pangeran Hans berkata “Aradella, besok adalah hari ulang tahunku, maukah engkau datang pada pesta dansanya ?”, “Owhh baiklah Hans aku akan datang kesana” jawab Putri Aradella.

Diperjalanan pulang, munculah seorang Penyihir jahat, ia berkata “Aradella, Aradella, tak lama lagi kecantikanmu akan hilang dan aku akan mengutukmu”, “Maaf, aku tidak mengerti apa maksudmu dan siapakah kau, ada tujuan apa engkau datang kepadaku?” tanya Putri Aradella, “Kau tak perlu tahu Aradella” jawab Penyihir. Tak selang lama penyihir lalu mencekik leher Putri Aradella dan mengambil kalung ajaibnya. “Hahahaha, aku berhasil mengambil kalungmu” Kata Penyihir. Kalung itu lalu  dilemparkan ke Danau Angsa, Penyihir langsung membaca mantra “Wahai segala kekuatan hitam, datanglah, datanglah, selimuti aku dalam kegelapan, ambil kecantikan Aradella, dan kutuklah Aradella !” Booommm ! Petir dan kilat menyambar, angin bertiup sangat kencang, dan turun hujan yang sangat lebat semalaman. Keesokan paginya seketika Putri Aradella berubah menjadi Angsa yang memiliki mahkota kecil. 

Ia terkejut bukan main, ia menangis , tak lama kemudian kawanaan Angsapun datang menemuinya, “Wah engkau sangatlah spesial, engkau memiliki mahkota, siapakah kau?” tanya teman-teman Angsa. “Aku Putri Aradella yang dikutuk Penyihir menjadi Angsa” jawab Putri Aradella. Lalu teman-teman angsa menceritakan bagaimana nenek moyang Kerajaan Vendella menyerkap dan memusnahkan kejahatan, mereka berkata “Begitulah sejarah nenek moyang Kerajaan Vendella tuan putri. Tenang putri, Putri Aradella masih memiliki satu kesempatan untuk berdansa dengan Pangeran Hans.” “Berdansa dengan pangeran Hans ? Darimana kalian tahu itu ?” tanya Putri Aradella. “Iya kami adalah angsa – angsa ajaib yang bisa bahasa manusia. Putri kau hanya memiliki sedikit waktu, kau harus mencari kitab Tuagua yang ada di rumah penyihir, rumah Penyihir ada di tengah hutan, di pucuk pohon pinus, tapi jalan menuju kesana sangatlah berbahaya,  banyak pemburu Angsa. Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mencari kitab itu dan akan tertuang berbagai cara menghilangkan kutukan, yang mempunyai kitab itu hanyalah nenek moyang Kerajaan Vendella, namun sekarang kitab itu sudah direbut oleh Penyihir. Putri kami mohon, Penyihir berencana datang ke pesta dansa pangeran dan ia ingin berdansa dengan Pangeran Hans, karena rupa penyihir sekarang adalah wajah Putri Aradella.” “A-apa ? wajahku diambil oleh penyihir itu ? Iembali ke wajah asliku” Kata Putri Aradella, “Tenang putri kami akan membantumu” Kata teman-teman Angsa. Akhirnya mereka berangkat menuju rumah penyihir, di perjalanan banyak peluru diluncurkan, Putri Aradella berlari sekencang kencangnya, namun banyak teman-teman Angsa yang tertembak, namun ada satu teman Angsa yang selamat yaitu Daci. Setelah sampai dirumah penyihir, Daci membantu mencari Kitab Tuagua, akhirnya Daci menemukan kitab itu diantara berbagai ramuan-ramuan Ajaib yang beracun.

Sementara itu Penyihir sibuk merawat diri agar tampil cantik di dansa nanti. Di lain sisi Putri Aradella dan Daci mencari halaman tempat dimana menghilangkan kutukan itu, mereka membaca bersama-sama. “Kutukan menjadi Angsa adalah kutukan tertinggi, cara menghilangkannya hanyalah mencari Bunga Teratai yang terdapat mutiara emas di kelopaknya, tepat saat malam bulan purnama ia harus menelannya bersama 2 air mata ajaib” kata Daci dan Putri Aradella. Aradella langsung berlari ke Istana, ia menemui ibu dan ayahnya di taman sedang menangis mencarinya. Ia mengambil daun dan mengambil 2 air mata itu, namun ia malah diusir karena ibu dan ayahnya melihatnya sebagai Angsa, untungnya ia sudah dapat 2 air mata itu. “Putri Aradella, taman Teratai ada di Danau Angsa, tapi disana banyak teratai yang belum mekar, kalau mau kita harus membukanya satu satu, tapi kata Kitab Tuagua Teratai emas itu harus mekar dengan sendirinya di malam bulan Purnama.” Kata Daci, “Daci kita tidak punya pilihan lain selain membukanya satu persatu” Kata Aradella. Akhirnya Daci meminta bantuan teman-teman angsa untuk membukanya.


Tak terasa matahari sudah terbenam, mereka terus membuka dan mencari, namun hasilnya nihil, semua Teratai sudah dibuka namun tidak ada mutiara emas. Air mata Putri Aradella menetes, ia kehilangan harapan, karena beberapa menit lagi Bulan Purnama muncul. Tapi Daci mencoba meyakinkan dan menguatkannya sampai Putri Aradella kembali memiliki harapan. Sementara itu di ruang dansa Pengeran Hans gelisah menunggu Putri Aradella, tak lama kemudian Penyihir yang serupa dengan Putri Aradella datang, namun saat itu Pangeran Hans curiga karena sifanya banyak yang berbeda dengan Putri Aradella, tapi Pengeran Hans tidak memperdulikan perbedaan itu. 

Di danau saat air mata pertama Putri Aradella menetes, Klap! Seluruh air danau berkilau Teratai yang indah tumbuh dari bawah air, didalamnya terhadapat Mutiara emas yang menyilaukan mata. Sontak Putri Aradella berenang menuju Teratai Ajaib itu, ia mengambil Mutiara emas dan menelannya Bersama 2 air mata Ajaib. Cringgg ! Tubuh Putri Aradella dihiasi cahaya dan ia kembali ke wujud aslinya. Ia langsung berlari menuju pesta dansa, setengah rangkaian pesta dansa sudah dilalui, lalu Putri Aradella menyiram ramuan Ajaib kepada Penyihir yang menyerupainya, wujud asli penyihir terlihat, semua hadirin pesta dansa tersebut tercengang melihatnya. Akhirnya Penyihir pergi dan Putri Aradella bisa berdansa bersama Pangeran Hans. Dan Pangeran Hans pun menyatakan cintanya, ahkirnya mereka berdua hidup bahagia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebih Mengenal Diri Kita Ala Labschoolian

Papaku Pahlawanku

NON FIKSI 2 Biografi Atanisa